PENYEMBUHAN DENGAN DO’A DAN DZIKIR
Disusun oleh kelompok III :
1.
MUH TAUFAN (1404046051)
2.
Fitri Nur’aini (1404046052)
3.
Kimas Rajab Pratama (1404046053)
Abstract
Islam is the religion of the resolve of life,solving various
problems of life. Including health issues, health is a fundamental problem in
life, people who are physically and mentally ill would not be able to worship
perfectly to God and also be limited in providing service to others. This paper
addresses a medical model, it's a model of spiritual treatment through prayer
and remembrance therapy, a treatment model spectacular. Dada Hawari Professor
of UI say that spiritual healing is above the level compared to the usual
psychological therapy because Du'a and Dhikr is healing model that contains
elements of spirituality / religion that can instill hope, confidence and
faith, which will result in peace, serenity in life. When dhikr create an
electromagnetic field that is a powerful force in self-concentrate to the loved
one to create an inner contact, so it will create a trust, what you need will
be embedded in the subconscious that my beloved surely grant. So no more
misery, despair, stress in life, is called the Psychological healthy which will
greatly affect the achievement of Physiological healthy.
A.
PENDAHULUAN
Perkembangan
ilmu pengetahuan membawa kemajuan pesat dibidang pengetahuan teknologi
diseluruh bidang pengetahuan, tetapi justru membawa kekeringan spiritual bagi
manusia. Agama yang seharusnya sebagai pengendali moral dan tingkah laku. namun
saat ini nilai nilai itu seakan sudah luntur ditelan jaman yang serba modern.
Mereka diperbudak dengan sistem-sistem yang serba modern, bukan kebahagiaan dan
kedamaian yang mereka dapatkan tetapi kecemasan, ketakutan-ketakutan yang
sewaktu-waktu datang disebabkan cinta dunia, semuanya diukur dengan keduniaan.
Penyakit penyakit hati seperti kesombongan, iri hati, mendengki tumbuh subur di
hati mereka tidak ada lagi nafas kebahagiaan bagi mereka sang pencinta dunia.
Agama
dibutuhkan sebagai penyeimbang (homoestasi) mengajarkan bagaimana mengarungi
kehidupan dunia ini. Agama mengajarkan manusia melebihi akal rasionalnya. Agama
mengajarkan untuk sabar, tawakkal, menuntun pada kedamaian yang hakiki, dan
sebagai rahmat seluruh alam. Seluruh ritual-ritual keagamaan yang diperintahkan
Allah kepada kita untuk kedekatan ciptaannya kepadanya dan untuk kemaslahat
kehidupan, semua yang diperintahkan oleh Allah kepada kita faedahnya kembali
lagi kepada kita. Waktu yang akan menjawab dahsyatnya setiap yang diturunkan
oleh Allah, kekuatan dahsyat yang jika kita mencari intinya maka tidak akan
kita temukan kecuali serpihannya.
Tidak bisa
dipungkiri bahwa sehari lalai dari mengingatnya kita akan merasa bagai anak
kecil di gurun panas tidak ada arah dan tempat berlindung. Kemana akan pergi
dan dimana mendapatkan ketenangan, kedamaian tidak ada, hanya pandangan kosong
yang ditemukan. Kepercayan pada janji-jani Allah adalah kebutuhan pokok
manusia, Jiwa yang senantiasa berdo’a dan berzikir akan mendapatkan pancaran
keagungan Allah swt. Makalah yang kami buat ini akan menuntun pada kesempurnaan
do’a dan dzikir sehingga esensi dari agama itu dapat kita menaungi jiwa kita
B.
PENYEMBUHAN DIRI MELALUI DO’A DAN DZIKIR
Agama hadir
sebagai media pembebasan, membebaskan manusia dari ketidak adilan,
kesewenang-wenangan para pemimpin, tekanan hidup termasuk tekanan-tekan akibat
penyakit-penyakit baik penyakit fisiologis maupun penyakit psikologis.
Dewasa ini
berbagai penyakit jenis baru yang muncul sejalan dengan perkembangan modernitas
seolah penyakit tersebut juga mengikuti zaman, tidak mau kalah dengan teknologi
yang dibuat manusia. Penyakit Fisiologis misalnya penyakit jantung yang juga
sudah berevolusi menjadi penyakit yang ditakuti seluruh manusia, gangguan
metabolism, kanker dan lain-lain, serta penyakit psikologis atau kejiwaan
seperti stress, depresi, semua penyakit itu adalah penyakit menakutkan yang
sewaktu-waktu akan melumpuhkan, tidak mengenal umur dan strata. Penyakit
tersebut saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain, bisa berawal
dari penyakit psikologi berkembang menjadi penyakit fisiologis yang berbahaya,
misalnya kecemasan ataupun depresi yang berkepanjangan dapat mempengaruhi
kekebalan ataupun daya tahan tubuh sehingga berakibat pada lemahnya sistem
kerja tubuh terciptalah berbagai jenis penyakit fisik mulai dari
penyakit-penyakit ringan sampai penyakit berbahaya. Dan begitulah seterusnya.
Munculnya
penyakit-penyakit yang demikian bervariasi tidak jarang teknologi-teknologi
canggih dibidang kesehatan menyerah dengan penyakit itu seolah membuktikan
bahwa teknologi ciptaan manusia tidak akan mampu menyaingi kebesaran Allah.
Menyadarkan manusia untuk kembali pada syariat-syariatnya, kembali pada jalan
yang benar dengan penyelesaian masalah yang ditawarkan baik melalui Al-Quran secara
tersurat maupun melalui sunnah-sunnah rasulnya. Maka akan terjawab semua
persoalan hidup berkaitan dengan penyakit-penyakit yang diturunkan Allah SWT
itu. Melalui sabda Rasulullah yang bunyinya ‘’ Berobatlah kalian sesungguhnya
Allah tidak merunkan penyakit kecuali mendatangkan juga obatnya, kecuali
penyakit tua (H. R Tirmizi) sehingga tidak akan ada kata menyerah ketika islam
menghadapi suatu penyakit. Terbukti seorang Guru besar Fakultas Ushuluddin UIN
Walisongo Prof. Dr M Amin Syukur yang sembuh dari penyakit kangkernya karena
do’a dan zikir dimana dokter memfonisnya
hanya memiliki kesempatan hidup hanya tiga bulan lagi.
Menurut Dadang
Hawari dari sudut Ilmu kesehatan jiwa Do’a dan Dzikir adalah merupakan therapy
Psikiatrik setingkat lebih tinggi dibandingkan psikiatrik psikologi biasa hal
ini karena Do’a dan Dzikir adalah model penyembuhan yang mengandung unsur-unsur
kerohanian/keagamaan yang dapat membangkitkan harapan, rasa percaya diri dan
keimanan (Faith).[1]
Sehingga secara otomatis dapat meningkatkan kekebalan tubuh. Lebih lanjut kami
akan menyajikan akan menajikan proses penyembuhan Doa dan Dzikir.
1)
Penyembuhan dengan Do’a
Do’a adalah
permohonan yang dipanjatkan kehadirat Allah, Tuhan yang Maha Kuasa Maha
Pengsih, dan Maha penyayang.[2]
Do’a tersebut adalah bentuk penyerahan diri kepada yang Maha Kuasa Kepada zat
sang produser yang mengatur seluruh proses yang ada di alam, dialah yang
mengatur proses kerja yang ada didalam tubuh Manusia dialah yang mengatur sehat
tidaknya seseorang.
Melalui
permohonan yang dipanjatkan tersebut kita menyadari kelamahan diri dan mengakui
bahwa ada kekuatan dahsyat diluar diri kita. Oleh karena itu kita membutuhkan
kekuatan dahsyat yang diluar itu. Hal tersebut adalah kebutuhan setiap manusia,
kebutuhan untuk mendapatkan kebahagiaan, kekuatan, kedamaian, ketentraman. Dari
siapakah kekuatan dashyat itu, kekuatan yang tidak dapat diraba tidak dapat
disaksikan oleh panca indra, dari mana? Tentu kekuatan dahsyat itu adalah milik
Allah, maka untuk mendapatkannya maka kita akan memintanya kepada sa/ng
pemiliknya. Dengan demikian Do’a dapat menjadi salah satu media penyembuhan
Robert H Thoules mengungkapkan bahwa Do’a sebagai tekhnik penyembuhan mental
seseorang. WHO atau organisasi kesehatan dunia juga menegaskan bahwa upaya
spiritual sama dengan upaya penyembuhan seperti halnya perobatan medis,
psikologis, psikososial. The American Psychiatri Association (APA) juga
memberikan anjuran untuk menambahkan terapi keagamaan disamping terapi psikis
dan medis yaitu melakukan kegiatan keagamaan secara teratur melalui Do’a.
Berbagai
penelitian dilakukan untuk membuktikan bahwa do’a adalah teknik penyembuhan
yang dahsyat. Sebuah penelitian yang dilakukan di Fransissco Amerika Serikat
untuk membuktikan efektivitas, study ini dilakukan terhadap 393 pasien jantung,
Responden dibagi kedalam dua kelompok secara acak, kelompok pertama memperoleh
terapi Do’a sedangkan kelompok lainnya tidak. Hasilnya menunjukan mereka yang
mendapatkan terapi Do’a hanya sedikit yang mengalami komplikasi sedangkan yang
tidak diberi terapi Do’a timbul berbagai komplikasi. Do’a mampu menurunkan
tekanan darah tinggi, meningkatkan harapan hidup karena melalui Do’a rasa
optimis akan terus terpupuk, Do’a juga akan menghilagkan persaan putus asa
dalam diri seseorang.[3]
Berikut kami akan menyajikan manfaat spektakuler dibalik Do’a.
a.
Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Do’a yang
dipanjatkan akan mendorong timbulnya rasa percaya diri dan optimisme. Do’a
merupakan auto-sugesti yang dapat mendorong seseorang untuk berbuat sesuai
dengan yang didoakannya, juga dapat mengubah jiwa raga. Melalui Do’a seorang
dapat merasakan ‘kehadiran’ Allah SWT.sehingga seorang akan merasakan
kedamaian, ketenangan, meningkatkan spiritual dan memperkuat motivasi positif.
b.
Meningkatkan Kecerdasan Emosi
Kecerdasan
Emosi akan terus terasah ketika berdo’a, efek do’a untuk mencapai hal tersebut
adalah sebagai pendorong kekuatan batin. Dalam do’a ketika mengucapkan
pengakuan akan kelemahan diri, berserah diri, ikrar perlindungan, dan
penghayatan yang mendalam ketika mengucapkan do’a tersebut akan membuat
perasaan tertata hal itulah yang dinamakan kecerdasan emosional.
c.
Memperbaiki Kinerja Otak
Berdo’a secara
intens dapat mengubah kekuatan otak; menguatkan dan memfokuskan otak pada
perasaan tenang, menangkal ketakutan dan mengontrol rasa marah. Saat manusia berpikir
untuk mencari jawaban sebuah pertanyaan besar dalam hidup, otak akan senantiasa
berkembang dan terlatih, bila terus dilakukan dalam frekuensi padat seperti ke
masjid secara teratur dan berdo’a maka otak semakin kuat dan sehat.
d.
Memperluas Kapasitas Otak
Jika otak rajin
berdo’a otak akan menemukan sebuah ruang khusus yang biasa digunakan untuk
berdo’a kepada Allah SWT. Ruang tersebut temporal yang akan ada jika dilatih
dan akan menghilang ketika tidak dilatih, pakar ilmu tentang otak Newberg juga
memiliki hasil lain dalam penelitiannya bahwa dalam otak terdapat ‘God Circuit’
yaitu sirkuit Tuhan yang mempengaruhi keyakinan yang akan terus berkembang jika
dilatih hal tersebut akan menghasilkan daya kognitif, relaksasi, dan kesehatan
psikologi.
Bagaimana
hal dahsyat dalam do’a tersebut dapat terjadi; hal tersebut dapat terjadi
karena do’a adalah suatu auto-sugesti yang dapat mendorong seseorang untuk
optimis dengan do’a yang diucapkan, secara ilmiah do’a dapat mengaktifkan sistem
limbik otak yaitu organ yang yang dapat mengatur kesasadaran seseorang
metabolisme tubuh secara secara menyeluruh juga bergerak menuju pada
keseimbagan yang akan yang secara otomatis kinerja seluruh organ tubuh akan
maksimal.[4]
Hal itulah yang disebut sehat secara lahir dan batin. Proses psikologis
tersebut akan terjadi jika pikiran dan hati jernih. Semakin tinggi kualitas dan
kesempurnaan do’a yang dipanjatkan maka do’a tersebut akan semakin mustajab
sehingga efek kesembuhan juga semakin besar.
2)
Penyembuhan Dengan Zikir
Dzikir secara etimologi (tinjauan Bahasa)
berasal dari kata ذكر yang
berarti menyebut atau mengingat. Ensiklopedia Islam menjelaskan bahwa Dzikir
bermakna menyebutkan, menuturkan, mengingat, menjaga, atau mengerti perbuatan
baik.[5] Dzikir
adalah salah satu model penyembuhan spiritual seperti yang dijelaskan
sebelumnya bahwa penyembuhan dengan cara berdzikir lebih tinggi satu tingkat
dibandingkan Psikiatrik Psikologik biasa. Ketika berdzikir berlangsung tercipta
medan elektromagnetik yang sangat dahsyat dengan penyatuan suara, gerakan
(motion) dan maksud mengingat yang dicintai semua berkonsentrasi dalam hati…
Dzikir merupakan pintu gerbang melewati ruang dan waktu, memasuki dunia yang
lebih tinggi memfokuskan energi kita melalui do’a, adalah cara yang sangat
ampuh untuk mencapai kesehatan penyembuhan dan keharmonisan kehidupan duniawi
dan kehidupan Abadi.
Sejak
zaman Nabi sampai sekarang para ahli spiritual terus membuktikan bahwa media Dzikir
mengandung kekuatan yang luar biasa sudah banyak kejadian-kejadian pasien yang
tidak bisa disembuhkan dokter kemudian sembuh melalui ritual Zikrullah. menjadi
nafas segar bagi perkembangan Ilmu kedokteran, seolah menjadi jawaban atas
penyakit-penyakit akut yang tidak bisa disembuhkan oleh teknologi kesehatan
secanggih apapun, menjadi jawaban atas peyakit-penyakit yang semakin semakin
memprihatinkan, bukan hanya penyakit Fisiologis tetapi juga Psikologis yang
juga terus menjadi momok menakutkan masyarakat modern saat ini, kekalutan
mental adalah salah satu penyakit jiwa yang juga semakin memprihatikan, ini
karena norma-norma religious semakin jauh dari kehidupan sebagian masyarakat
modern saat ini. Sebaliknya mereka yang masih bertahan di jalur koridor agama
yaitu orang yang senantiasa Dzikir ataupun mengingat Allah akan mampu mengontrol
dan mengendalikan seluruh pikiran dan emosinya hal tersebut dikarenakan
superego akan selalu berfungsi sebagai alat kontrol perilaku perilaku manusia.
Banyak ahli yang membuktikan dzikir mempunyai
dampak yang sangat spektakuler bagi diri manusia, membuktikan bahwa berdzikir
dapat membawa pada ketenangan dan ketentraman bathin yang akan berdampak baik
pada organ-organ tubuh termasuk saraf sebagai pengendali setiap aktivitas.
Selain itu sirkulasi darah juga akan menjadi lancar yang juga akan berakibat
pada keseimbangan saraf pusat, dengan demikian tubuh akan menjadi kuat
menangkal serangan-serangan berbagai jenis virus penyakit, keseimbangan kinerja
bioelektrik dan neuro-transmiter menjadi kunci sehat maupun tidaknya jasmani.
Bagaimanakah
proses spektakuler itu dapat terjadi? Proses konsentrasi yang dilakukan pada
sumber magnetis yang terdapat dibawah tulang dada yang selanjutnya diperluas ke
otak, ketika tingkat konsentrasi benar-benar tercapai dan terus dipertahankan
maka energy negative akan tenggelam sehingga penyakit Fisilogis maupun
Psikologis akan tenggelam pula. Seperti yang dituturkan Prof. Agha dalam
bukunya ‘’The Misteri of Humanity’’ penghimpunan seluruh tenaga yang dipusatkan
pada sumber kehidupan di jantung sehingga keseimbangan dan ketentraman serta
keabadian akan tercipta.[6]
Bernard Spillka dan kawan-kawan juga
membenarkan Dzikir sebagai Healing, Dzikir dan sholat mepunyai hubungan dengan
Brain Wave (gelombang otak) dalam bukunya The Psychologi of Religion an Emprical
Aproach menyatakan bahwa setiap aktivitas yang dilakukan seseorang pasti
mempunyai kolerasi dengan brain activity (aktivitas otak) bahkan Hans Berger
menjelaskan adanya hubungan gelombang otak (brain wave) dengan kesadaran
manusia (state of consciousness). Berikut Bernard Spilka menyimpukan mode of
consciousness (bentuk kesadaran) yang dikaitkan dengan frekuensi gelombang yang
didapat melaluii sebuah penelitian kesadaran manusia saat melakukan meditasi
(Prayer) dengan menggunakan Electroence (EEG) sebuah alat perekam aktifitas
elektrik otak manusia (Brain’s electrical Activity)
1) Beta (diatas 13 cps) :
Pikiran masih aktif dengan mata terbuka, yang berorientasi pada external world
(dunia luar)
2) Alpha (8 hingga 12 cps): Santai
namun masih sadar mungkin dengan mata tertutup dan berorientasi pada internal
world (dunia dalam).
3) Theta (4 hingga 7 cps): Mengantuk
dan merasakan mimpi yang berubah-ubah bagai angan-angan yang mungkin terjadi
4) Delta (hingga 4 cps): Tidur
pulas. Seorang mempunya Consciousness meskipun tidak sadar.
Dalam
penelitian ini orang yang berdzikir atau orang yang khusyuk kesadarannya berada
pada theta atau alpha di mana pikirannya berorientasi pada alam bawa sadar atau
dalam Bahasa tasawuf disebut dengan alam malakut atau alam ghaib.
Seperti yang dijelaskan oleh A
Bersten dalam buku Berdzikir & Sehat bahwa kesadaran orang yang melakukan
meditasi atau Khusyuk kepada Allah menyerahkan seluruh persoalan hidupnya
kepadanya dinamakan d-ASC (discrete Altered State of Consciousness) dimana
dalam keadaan ini seorang akan mengalami perubahan radikal dalam kesadaran dan
pengalamannya yang tidak ia temukan dalam keadaan biasa, sebuah keadaan tentram
yang luar biasa, dengan hati yang tenteram maka seluruh mekanisme kerja organ
dalam tubuh akan bekerja sesuai dengan mekanisme yang seharusnya, inilah yang
disebut keterpaduan seluruh aspek
spiritual, Psikologis dan Fisiologis. Jelas dalam al Quran surat AL-Ra’d
ayat 28 (yaitu) “orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram
dengan mengingat Allah, ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi
tentram”.
3)
Formula Dzikir
Seperti yang
telah disinggung sebelumnya bahwa dzikir dapat menyembuhkan penyakit, sebagai
pendamping pengobatan medis ataupun sebagai alternatif ketika medis sudah tidak
mampu lagi menyembuhkan penyakit tersebut seperti yang dialami Prof Amin
Syukur, beliau sembuh dari kankernya padahal pengobatan medis sudah menyerah
dengan penyakit itu. Dalam melakukan zikir tentunya ada resep ataupun
formulanya. Ustadz Mustamur Pedak dalam bukunya Dzikir Penyembuhan menawarkan
Formula Dzikir seperti berikut
Sebelum melakukan Dzikir penyembuhan
ini siapkanlah hal-hal berikut ini:
1.
Persiapkanlah ruhani anda. Persiapan ruhani yang dimaksud adalah
rasa penghambaan diri kepada Allah yang Maha Menyembuhkan. Yakinlah bahwa apapun
yang terjadi (termasuk sakit kita) adalah kehendak-Nya juga. Pasrahkan diri
anda kepada-Nya dengan sepasrah-pasrahnya.
2.
Bersucilah (berwudhu) dengan sebaik-baiknya.
3.
Berpaikanlah dengan pakaian shalat yang longgar, bersih dan suci.
4.
Pilihlah tempat yang sirkulasi udaranya baik.
5.
Gunakanlah wewangian yang natural.
Setelah melakukan
persiapan-persiapan itu lakukanlah dzikir penyembuhan dengan cara sebagai
berikut:
1.
Menghadaplah ke kiblat.
2.
Duduklah dengan bersila (boleh juga memilih posisi duduk yang
paling nyaman sesuai dengan kondisi) dengan tulang punggung kita lurus serta
tubuh yang rileks.
3.
Mulailah bernafas dalam-dalam melalui hidung, tahan sebentar, lalu
hebuskan melalui mulut. Tariklah nafas dengan santai dan keluarkan dengan
santai pula. Rasakan saat udara memasuki lubang hidung dan ikuti alirannya
menuju paru-paru. Rasakan tulang rusuk dan paru-paru anda menggembung untuk
menerima “nafas kehidupan” dari Allah. Perhatikan juga perut dan diafragma yang
mengembang dan mengempis. Rileks dan dengarkan suara pernafasan anda. Ulangi 3
kali atau 5 kali.
4.
Lalu bacalah (boleh dengan menghafal atau membaca tulisannya)
bacaan dzikir dibawah ini yang kebanyakan adalah ayat-ayat suci al-qur’an.
·
Waqof dan wasolnya (tanda-tanda kapan boleh berhenti dan kapan
tidak boleh berhenti).
·
Ucapkan dengan makharij al-huruf (tempat keluarnya huruf) yang
benar.
·
Perhatikan tanda tajwid yang lain.
Lalu bacalah:
a.
Istighfar
b.
Surat al-fatikhah
c.
Surat al-ikhlas
d.
Surat al-falaq
e.
Surat an-nas
f.
Surat al-baqarah ayat 1-5
g.
Surat al-baqarah ayat 163
h.
Surat al-baqarah ayat 255
i.
Surat al-baqarah ayat 284-286[7]
C.
Kesimpulan
Ritual-ritual keagaman selain
sebagai sarana mendekatkan diri kepaada Allah ternyata menyimpan berbagai manfaat dalam penyembuhan kesehatan
baik psikis maupun fisik, melalui zikir diri berkonsentrasi kepada yang
dicintai sampai tercipta sebuah kontak batin, dari situlah tercipta kepercayaan
kepada sang yang di cinta, Apa yang
dibutuhkan akan senantiasa tertanam dalam diri bahwa ada yang akan menguatkan
setiap do’a-do’a yang dipanjatkan. Dengan demikian Tidak akan ada
ketakutan-ketakutan menghadapi persoalan pelik didunia ini, tidak ada lagi
sengsara karena semuanya kita percacakan kepada sang yang dicinta yaitu Allah.
Dalam makalah ini juga menyajikan formula-formula zikir yang dijalankan oleh
orang-orang yang berhasil sembuh dari penyakit yang dideritanya
Daftar Pustaka
Soleh, Dr. Muh, Agama sebagai
terapi, Madiun: Pustaka Pelajar, 2005.
Masyudi, In’amuzadin, Berfikir
& Sehat, Semarang: Syifa Press, 2005.
Ramadhan, Abu Aaiz, Meraih Berkah
Do’a dan Ridho Ibu, Jakarta: Citra Risalah, 2012.
Khawari Dadang, Integrasi Agama
Dalam Pelayanan Medis, Jakarta: Fak. Kedok UI, 2008.
Syukur, Amin, Dzikir Menyembuhkan
Kankerku, Semarang: Hikmah, 2007.
Pedak Mustamir, Dzikir
Penyembuhan, Semarang: Pustaka Nuun, 2010.
[1] Hawari, Dadang,Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medis, Jakarta:
Fakultas Kedok UI. 2008
[2] Hawari, Dadang,Integrasi Agama Dalam Pelayanan Medis, Jakarta:
Fakultas Kedok UI. 2008 hal 16
[3] Ramadhan, Abu Faiz, Meraih Berkah & do’a Ibu , Jakarta: Citra
Risalah. 2012 halm 27
[4] Sholeh, Dr Moh, Agama sebagai Terapi, Madiun: Pustaka Pelajar, 2005
halm 242
[5] Masyudi, In’amuzadi, Berzikir & Sehat, Semarang: Syifa Press,
2005 halm 7
[6] Ramadhan, Abu Faiz, Meraih Berkah & do’a Ibu halm
[7] rujukan: Ustadz Mustamir Pedak, Dzikir Penyembuhan,
Semarang, Pustaka Rizki Putra, 2010, halaman 14
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar