Wedus Arab Bukan Wedus Biasa

Penyembuhan Melalui Sholat


PENYEMBUHAN MELALUI SHOLAT

ABSTRAK
Dalam sekali shalat, kita melakukan delapan macam postur tubuh yang berbeda-beda, dari delapan postur tersebut ada tiga postur yang utama, yaitu berdiri, ruku’ dan sujud. Ternyata tiga postur itu ketika dibaca berbunyi Adam. Di setiap gerakan mengandung filosofi, hakikat dan manfaat untuk penyembuhan penyakit. Shalat mempunyai sifat isotorik, yang mengandung unsur badan dan jiwa, serta menghasilkan bio-energi. Disamping itu, shalat juga akan mengurangi kecemasan yang lebih nyata dan lebih besar jika dibandingkan dengan olahraga biasa yang sifatnya isometrik, karena olahraga ini (selain shalat) hanya menyangkut unsur badan saja dan mengeluarkan energi.
ABSTRACT
In a single prayer, we do eight kinds of postures different, of the eight postures that there are three main posture, standing, bowing and prostration. Turns three postures when reading reads Adam. In every movement contains philosophy, nature and benefits for the healing of disease. Prayer has isotoric nature, containing elements of body and soul, as well as generating bio-energy. Besides that, the prayer will also reduce the anxiety that is more real and more substantial when compared with regular exercise isometric nature, because this sport (besides prayer) only concerns the only body elements and expend energy
A.      PENDAHULUAN
Shalat merupakan ibadah yang istimewa dalam agama Islam, baik dilihat dari perintah yang diterima Nabi Muhammad secara langsung dari Tuhan maupun dimensi-dimensi yang lain. Menurut Ash Shiddieqy (1983) seluruh fardlu dan ibadah selain shalat diperintahkan oleh Allah SWT, kepada Jibril untuk disampaikan kepada Muhammad. Hanya perintah shalat ini Jibril diperintahkan menjemput Muhammad untuk menghadap Allah.
Menurut DR. H. Djamaludin Ancok (1985; 1989), Ancok dan Suroso (1994) ada beberapa aspek terapeutik yang terdapat dalam ibadah shalat, antara lain : aspek olahraga, aspek meditasi, aspek auto-sugesti, dan aspek kebersamaan[1]. Disamping itu shalat juga mengandung unsur relaksasi otot, relaksasi kesadaran indera, aspek katarsis[2].
B.      FILSAFAT SHALAT
Dalam shalat, banyak sekali makna filosofi yang terkanding dalam setiap gerakan-gerakannya, mulai dari makna takbir sampai makna salam. Namun, disini hanya akan dijelaskan tiga gerakan utama saja, yaitu postur berdiri, postur ruku’, postur sujud.
1.       Postur berdiri
Postur ini merupakan simbolisasi kesiapan dan kepasrahan seorang hamba kepada Tuhannya. Ia telah siap meninggalkan segala sesuatu diluar Allah.[3] Dr. Sulaiman mengutip kata-kata Prof. Hembing Wijayakusuma, pada posisi ini secara psikologis berarti seseorang meninggalkan urusan dunia, harta, pekerjaan, pangkat atau jabatan dan memasrahkan diri kepada satu arah yaitu Allah. Sama halnya dengan bermeditasi. Dalam bermeditasi tidak ada lagi perasaan was-was, gelisah; hilangkan perasaan yang dirundung malang; hilangkan dan tinggalkan segala emosi, bayang-bayang ketakutan, perasaan iri dan dengki, perasaan yang dibayangi rasa ketakutan, perasaan hilang pegangan dalam menjalani hidup dan kehidupan; pusatkan pikiran, dan siap berkomunikasi dengan Allah. Sepenuhnya ingin berjumpa dengan-Nya dan berdialog dengan-Nya.[4]
2.       Postur ruku’
Dalam bukunya, Shalat : Penyembuhan dan Penyembuhan, penulis mengutip pernyataan Muhsin Qira’ati dalam Porlo-ye az Asrare Namos menjelaskan kandungan filosofis dari gerakan ruku’. Menurutnya, ruku’ merupakan simbolisasi dari rasa hormat terhadap perintah dan kebesaran Allah SWT. Dengan posisi punggung dan lehernya selayaknya diluruskan membentuk garis lurus, terkadang makna seakan-akan yang sedang mendirikan shalat ini menunjukkan kesediaanya untuk dipenggal lehernya di jalan Allah SWT. Dengan kata lain, ruku’ merupakan salah satu bentuk pernyataan penghambaan terbaik.[5]
3.       Postur sujud
Sujud adalah simbol kehinaan dan kerendahaan dihadapan Tuhan. Sujud adalah derajat kehambaan yang paling tinggi. Dengan bersujud, manusia menjadikan dirinya sewarna dengan seluruh wujud keberadaan.[6] Gerakan sujud merupakan anugerah Allah yang sangat berharga bagi manusia. Karena dengan bersujud berarti manusia menyelaraskan dirinya dengan alam semesta, sehingga bersama-sama alam semesta itu ia memuji dan bersujud kepada Tuhan.
C.       HAKIKAT SHALAT
1.       Postur berdiri
Pada postur inilah seseorang bisa menghayati kehadiran Allah, merasakan ihsan, yakni seolah-olah ia melihat Allah. Kalaupun ia tidak mampu melihat-Nya, maka ia sadar bahwa Dia melihatnya. Penglihatan-Nya tidak tertutup oleh tirai apapun. Dia menembus getaran-getaran hati ketika seseorang shalat. Benarkah shalat itu untuk-Nya ? karena tidak menutup kemungkinan ketika seseorang shalat, yang hadir dalam hati dan pikirannya bukan Allah, tetapi harta, jabatan, kekuasaan, dan lain sebagainya. Tanpa sadar pelaku shalat telah melakukan kezaliman pada-Nya.[7]
2.       Postur ruku’
Mereka yang tidak mau ruku’ adalah orang-orang yang tidak tahu diri, tidak sadar bahwa segala sesuatu berjalan dinamis. Tidak selamanya ia bisa membusungkan dada, ada saatnya dimana ia akan jatuh terpuruk. Ketika jaya dielu-elukan, akan tiba suatu saat ia akan dicaci maki, diinjak-injak. Namanya dicoret dari daftar orang-orang yang berjasa. Karena itu, ketika seseorang melakukan ruku’ berharaplah kepada Tuhan, agar kiranya ia menjaga dan membimbing dirinya sebagaimana permohonan yang sudah dipanjatkannya. Disamping itu, rukuk juga memberikan peringatan kepada kita tentang perjalanan hidup kita yang selalu berubah.  Tidak selamanya kita tegak, berjaya, populer. Akan tiba masanya dimana kita harus tertunduk lesu merenungi nasib yang menimpa kita. Karena itu, selama hidup jangan bangga dengan apa yang telah diraih sehingga lupa kepada yang telah memberikan kebanggaan itu, yakni Allah SWT.
3.       Postur sujud
Yang paling hakiki dalam sujud adalah merasakan kedekatan antara seorang hamba dan Tuhannya. Pada saat sujud itu bisa dengan mudah seorang hamba menitikkan air mata, atau merasa intim dengan Allah.[8] Posisi ini adalah posisi terdekat seorang hamba kepada Tuhan-Nya.
D.      MAKNA DAN MANFAAT GERAKAN SHALAT
Shalat dilakukan dengan melakukan delapan posisi tubuh (arkan)[9] yang berbeda-beda dan membaca beberapa ayat Al-Qur’an pada setiap postur. Postur-postur ini ternyata mempunyai pengaruh kuat terhadap sistem kerja syaraf dan organ-organ tubuh manusia.
1.       Aspek olahraga
Kalau diperhatikan gerakan-gerakan didalam shalat, maka terlihat mengandung unsur gerakan-gerakan olahraga; mulai dari takbir, berdiri, ruku’, sujud, duduk diantara dua sujud, duduk akhir (atahiyat) sampai mengucap salam. Drs. Sentot mengutip pendapat dari Prof. Dr. HA. Saboe (1986) dalam bukunya Hikmah Kesehatan Dalam Shalat, bahwa hikmat yang diperoleh dari gerakan-gerakan shalat tidak sedikit artinya bagi kesehatan jasmaniah, dan dengan sendirinya akan membawa efek pula pada kesehatan ruhaniah atau kesehatan mental/jiwa seseorang.[10]
Selanjutnya dijelaskan bila ditinjau dari sudut ilmu kesehatan, setiap gerakan, setiap sikap, serta setiap perubahan dalam gerak dan sikap tubuh pada waktu melaksanakan shalat, adalah yang paling sempurna dalam memelihara kondisi kesehatan tubuh. Posisi shalat tersebut adalah sebagai berikut:
Postur 1 (postur niat)
Description: IMG-20150410-02282.jpgDescription: IMG-20150410-02280.jpgTubuh merasa dibebaskan dari beban, karena pembagian beban yang sama pada kedua kaki.[11] Postur ini bermanfaat untuk melancarkan peredaran darah (proses keseimbangan sirkulasi darah).[12] Jika darah lancar, maka tubuh kita akan sehat. Pada waktu sikap berdiri tegak ini seluruh syaraf menjadi satu titik pusat pada otak. Jantung bekerja secara normal, paru-paru, pinggang, tulang punggung lurus dan seluruh organ dalam keadaan normal. Pada waktu berdiri, kedua kaki tegak berdiri sehingga telapak kaki pada posisi titik-titik akupuntur yang sangat bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia.[13]
Postur 2 (Qiyam)
Description: IMG-20150410-02281.jpgPada postur dua ini, masing-masing madzhab berlainan, ada yang tangannya terlepas seperti orang berdiri biasa, namun ada yang tangannya dibawah pusar atau di (atas) dada[14], adapun efeknya adalah: memperpanjang konsentrasi, menyebabkan pengendoran kaki dan punggung, menimbulkan perasaan kerendahan hati, kesadaran dan kesalehan.[15] Dengan membaca ayat-ayat Al Qur’an atau doa menyebabkan atau merangsang penyebaran sembilan puluh sembilan nama Tuhan (Asmaul Husna) ke seluruh tubuh, pikiran dan jiwa. Suara vokalnya akan merangsang jantung, kelenjar gondok (thyroid), kelenjar pineal, kelenjar bawah otak, kelenjar adrenal[16] dan paru-paru serta akan membersihkan dan meringankan semua organ tersebut.[17]
Postur 3 (Ruku’)
Description: IMG-20150410-02264.jpg   Dengan melakukan postur ruku’ ini,maka tulang belakang (vertebrae) akan tetap berada dalam kondisi yang baik, karena persendian diantara badan-badan ruas tulang belakang (corpus vertebrae) tetap tinggal lembut dan lemah lentur, serta mencegah ruas ruas palsu.[18] Akan mempermudah atau menghindari kesulitan persalinan bagi ibu hamil. Gerakan ini dapat pula menghindarkan atau menyebuhkan peyakit kerekutan atau membengkoknya tulang punggung.[19]







Postur 4 (Iktidal)
Description: IMG-20150410-02282.jpgDarah segar bergerak naik ke tubuh pada postur sebelumnya kembali ke keadaan semula dengan membawa toksin[20]. Tubuh santai kembali dan melepaskan ketegangan.[21]
Postur 5 (Sujud)
Description: IMG-20150410-02265.jpg Description: IMG-20150410-02276.jpg   Sikap sujud bermanfaat bagi otak, otak adalah salah satu anggota badan yang terpenting. Sekejab saja otak tidak teraliri darah, berakhirlah kehidupan seseorang. Pada waktu sujud, kepala kita yang didalamnya terdapat otak kita, berada pada posisi paling rendah. Posisi yang menyebabkan darah yang membawa banyak zat-zat yang sangat dibutuhkan otak relatif banyak mengalir ke bagian tersebut.[22]
Postur 6 (Duduk diantara dua sujud)
Description: IMG-20150410-02270.jpg Description: IMG-20150410-02268.jpg  Bagi laki-laki, tumit kaki kanan mengerut dan berat kaki serta bagian tubuh berada pada tumit tersebut. Posisi ini membantu mengeluarkan zat racun dari liver dan memacu gerak peristastik[23] pada usus besar. Bagi perempuan, pertahankan kedua kaki dibawah badannya,telapak kaki menghadap ke atas. Tubuh akan kembali mengalami relaksasi yang sama, dan postur ini membantu pencernaan dengan menggerakkan isi perut ke arah bawah.[24]
Postur 7 (Tasyahud (Iftirasy dan Tawarruk))
 Description: IMG-20150410-02272.jpg  Saat duduk iftirasy sebenarnya kita duduk dengan otot-otot pangkal paha dimana didalamnya terdapat satu syaraf pangkal paha yang besar, diatas kedua tumit kaki kita. Tumit ini dilapisi oleh sebuah otot yang berfungsi sebagai bantal. Dengan demikian tumit menekan otot-otot pangkal paha serta syaraf pangkal paha yang besar itu, sehingga syaraf pangkal paha ini terpijit. Pijatan atau urutan tersebut dapat menghindarkan atau menyembuhkan suatu penyakit pangkal paha yang terasa sakit, nyeri, sengal, hingga tidak dapat berjalan. Penyakit ini disebut ischias.
Dalam sikap duduk tawarruk ini tumit kaki kiri harus menekan daerah perineum, yaitu daerah penutup dasar panggul, disamping itu punggung kaki kanan harus diletakkan diatas telapak bagian depan kaki kiri dan tumit kaki kanan menekan pada pangkal paha sebelah kanan, serta jari-jari kaki kanan berdiri diatas tanah dengan posisi menghadap kiblat. Posisi ini sangat bermanfaat bagi kesehatan jiwa dan raga. Duduk tawarruk merupakan penyembuhan penyakit tanpa operasi. Karena duduk tawarruk ini, kalau dilihat dari posisinya yang mengangkat kaki kanan dan menghadapkan jari-jari kakinya ke arah kiblat memijat pusat-pusat daerah otak, ruas tulang punggung teratas, rongga radang dahi, kelenjar gondok kecil, mata, leher dan amandel, otot-otot bahu, yang terdapat pada ujung-ujung jari kaki.[25]
Postur 8 (Salam)
Description: IMG-20150410-02274.jpg Description: IMG-20150410-02275.jpg  Sikap salam (menoleh ke kanan dan ke kiri) sangat bermanfaat bagi kesehatan otot. Karena dengan memalingkan muka ke kanan dan ke kiri akan membantu menguatkan otot-otot leher dan kuduk serta dapat menyembuhkan gangguan pada leher dan kepala antara lain penyakit kepala. Karena dengan berkontraksinya otot-otot kepala, sirkulasi dan peredaran darah menjadi lebih baik, terutama untuk mengeluarkan zat-zat racun yang terdapat di dalam otot-otot kepala yang menyebabkan perasaan lelah, kaku dan linu dibagian kepala. Di samping itu, kontraksi otot-otot menghasilkan energi panas dan zat-zat yang di perlukan untuk merehabilitasi jaringan-jaringan yang rusak.[26]
2.       Aspek relaksasi otot
Ibadah shalat juga mempunyai efek seperti relaksasi otot, yaitu kontraksi otot, pijatan dan tekanan pada bagian tubuh tertentu selama menjalankan shalat. Antara lain: leher, bahu, lengan bawah, siku, pergelangan tangan, tangan dan jari-jari, tulang belakang dan puggung, pinggang, lutut, pergelangan kaki, kaki dan jari-jari kaki.[27]
3.       Aspek relaksasi kesadaran indera
Ketika kita menunaikan shalat dengan khusuk dan tuma’ninah, ruh kita seakan membumbung tinggi menembus batas-batas dimensi, meninggalkan dunia menuju kehadirat zat yang maha tinggi. Dalam kondisi ini, panca indera kita akan terlepas dari ketegangan dari dalam dan tekanan dari luar.
4.       Aspek meditasi
Tidak berlebihan jika kita menyebut shalat sebagai meditasi tertinggi. Betapa tidak, efek yang ditimbulkannya melebihi praktek meditasi atau yoga, yaitu hadirnya ketenangan dan kedamaian dalam diri. Kondisi ini, tentunya dapat kita capai jika kita melakukannya dengan khusyuk dan penuh kesadaran.
5.       Aspek auto-sugesti
Haryanto mengutip pendapat dari Thoules (1992) bahwa auto-sugesti adalah suatu upaya untuk membimbing diri pribadi melalui proses pengulangan suatu rangkaian ucapan secara rahasia kepada diri sendiri yang menyatakan suatu keyakinan atau perbuatan.[28] Setiap pengulangan bacaan dan gerakan dalam shalat memberi efek psikologis yang dalam, bentuk afirmasi[29] nilai-nilai kebaikan sehingga bisa tertanam dialam bawah sadar.
6.       Aspek pengakuan dan penyaluran emosi (katarsis)
Sejatinya, ritual shalat adalah bentuk komunikasi yang intens serta langsung antara hamba dengan Tuhannya. Ketika itu hamba bisa curhat, mengeluarkan semua isi hatinya, mengadu, mengiba, serta mendekat kepada-Nya. Akibatnya, beban masalah yang membuncah di dalam dada bisa dilepaskan.
7.       Sarana pembentukan kepribadian
Kepribadian seseorang senantiasa perlu dibentuk sepanjang hayatnya, dan pembentukannya bukan merupakan pekerjaan yang mudah. Shalat merupakan kegiatan harian, kegiatan mingguan, kegiatan bulanan atau kegiatan amalan tahunan (shalat idul fitri dan idul adha) dapat sebagai sarana pembentukan kepribadian, yaitu manusia yang bercirikan: disiplin, taat waktu, bekerja keras, mencintai kebersihan, senantiasa berkata yang baik, membentuk pribadi “allahu akbar”.[30]
E.      KESIMPULAN
Shalat selain sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah SWT, ternyata didalamnya juga terdapat berbagai makna, hakikat dan manfaat pada setiap gerakannya, yang bermanfaat dalam penyembuhan kesehatan, baik psikis maupun fisik. Melalui shalat, kita dapat terhindar dari segala macam penyakit atau dengan shalat dapat menyembuhkan penyakit, karena di dalam shalat banyak mengandung aspek-aspek penting, yang diantaranya: aspek olahraga, aspek relaksasi otot, aspek relaksasi kesadaran indera, aspek meditasi, aspek auto-sugesti, aspek katarsis, sarana pembentukan kepribadian dan yang lain sebagainya.
F.       DAFTAR PUSTAKA
Drs. Sentot Haryanto, M.Si. Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001)
Sulaiman Al-Kumayi, Shalat : Penyembuhan-penyembuhan, (Semarang: Penerbit Erlangga, 2007)


[1] Drs. Sentot Haryanto, M.Si. Psikologi Shalat, (Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2001), hlm. 62.
[2] Aspek katarsis = penyaluran emosi
[3] Sulaiman Al-Kumayi, Shalat : Penyembuhan-penyembuhan, (Semarang: Penerbit Erlangga, 2007), hlm. 76
[4] ibid
[5] Ibid, hlm. 87
[6] Ibid, hlm. 98
[7] Ibid, hlm. 79-80
[8] http://m.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,10-id,57093-lang,id-c,ubudiyah-t-hakikat+sujud+dan+hikmahnya-phpx
[9] Sulaiman Al-Kumayi, 0p.cit., hlm. 74.
[10] Drs. Sentot Haryanto, M.Si. op.cit., hlm. 65
[11] Ibid, lm. 67
[12] Sulaiman Al-Kumayi, 0p.cit., hlm. 80
[13] Ibid,
[14] Drs. Sentot Haryanto, M.Si. op.cit., hlm. 67
[15] Ibid, hlm. 67-68
[16] Kelenjar gondok berada dileher bagian depan, kelenjar pineal berada pada otak, kelenjar adrenal berada di atas ginjal
[17] Ibid, hlm. 68
[18] Sulaiman Al-Kumayi, 0p.cit., hlm. 90
[19] Drs. Sentot Haryanto, M.Si. op.cit., hlm. 69
[20] Toksin adalah zat yang dibuat oleh organisme hidup yang beracun bagi manusia
[21] Drs. Sentot Haryanto, M.Si. op.cit., hlm. 69-70
[22] Sulaiman Al-Kumayi, 0p.cit., hlm. 109
[23] Peristastik adalah gerakan yang terjadi pada otot-otot pada saluran pencernaan yang menimbulkan gerakan semacam gelombang sehingga menimbulkan efek menyedot/menelan makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan
[24] Sulaiman Al-Kumayi, 0p.cit., hlm. 129
[25] Ibid, hlm. 130-131
[26] Ibid, hlm. 138
[27] Drs. Sentot Haryanto, M.Si. op.cit., hlm. 76-77
[28] Ibid, hlm. 87
[29] Afirmasi = penegasan
[30] Drs. Sentot Haryanto, M.Si. op.cit., hlm. 91

0 komentar:

Posting Komentar